Saturday 7 March 2015

MY FIRST ADVENTURE IN 2015



Sebuah karang yang berbentuk seperti perahau layar (menurut saya) dimana karang tersebut selalu tegak terus-menerus dihantam ombak Samudra Hindia. Namun di sekitaran desa tersebut menyebutnya dengan sebutan Gili Penyu, di lepas pantai Taman Wisata Alam Gunung Tunak, Lombok Selatan, Nusa Tenggara Barat.

Saya menatap pulau kecil itu dari bibir tebing Gunung Tunak Tan
pa batas sampai mata pun tak bosan untuk melihatnya. Keindahan pantainya sungguh menakjubkan , gelombang yang lumayan tenang serta pasir yang putih dan halus semakin membuat ku terkagum-kagum.
tak hanya pantainya saja namun tebingnya pun sangat indah (tak bosan-bosan aku memftonya xixi ) Panas di atas tebing seolah-olah mendorong saya untuk mencebur ke laut biru di bawah sana. Tapi, baru semeter dari bibir dinding kapur, jantung berdegup kencang.



Di ujung tanjung paling selatan Pulau Lombok ini, alam membentang kontras: biru laut, biru langit, berpadu dengan karang kapur dan hamparan rumput. Taman wisata alam seluas 1.200 hektare ini berupa tanjung berbukit-bukit yang menjorok ke Samudra Hindia. Dataran Gunung Tunak dibatasi Teluk Bumbang di barat-utara dan Teluk Awang di timur. Deretan bukit dibentuk oleh Bukit Bungkulan, Bukit Kelor, Bukit Takar Akar, Pejanggik dan Batujangak.

Lekuk-lekuk teluk dibentuk oleh tebing-tebing curam, yang disela oleh beberapa pantai berpasir. Di atas tanah jazirah ini, tumbuh padang rumput dan hutan dataran rendah dengan kayu yang keras. Padang rumput terhampar di tubir tebing yang berbatasan dengan laut. Karpet rumput ini membentang selebar antara 200 – 300 meter dari tepi tebing hingga batas vegetasi berkayu.

kami baru menginjak satu dari lusinan tebing yang membatasi Gunung Tunak dengan perairan Samudra Hindia. Penduduk lokal menyebut setiap tempat di atas tebing dengan berbagai nama. Batasnya tidak jelas. Gili Penyu misalnya, berbatasan dengan Peluluh: padang rumput berbatas tebing di sisi timur.

Beberapa tumpukan batu di tepi tebing menandai Gili Penyu kerap disambangi pemancing. ”Berangkat sore, pulang pagi,” tutur amak amat yang juga sering memancing di Gili Penyu. Hasilnya, kata dia, ”Buat makan dan dibagi-bagikan ke tetangga.”

Beberapa kali saya mencurahkan ketakutan saya kepada amak amat. Dia hanya tersenyum. “Pemancing kadang turun ke bawah,” jelasnya. Saya melongok ke bawah, dan itu makin dekat dengan jurang. Di bawah sana, ombak Samudra Hindia berbuih menghantam kaki tebing. Saya merinding, bulu kuduk meremang.tapi sangat mengagumkan

Alam Gunung Tunak menyajikan sisi lain pantai selatan Lombok: ada pantai berpasir, dinding kapur yang kokoh, hamparan rumput, hutan pantai dan hutan dataran rendah. Ini panorama yang lengkap di Lombok Selatan. Di beberapa sudut di pesisir Gunung Tunak, hamparan terumbu karang memikat para penyelam.

Kendati deg-degan, saya berkali-kali mendekati batas tebing, menatap Samudra Hindia, bongkahan karang, debur ombak. Di bawah sana, dekat tebing curam, burung buntut-sate mengangkasa di atas ombak samudra. Ngeri-ngeri namun mantap.